Dampak Sistem Pencahayaan bagi Kesehatan Mata

Dampak Sistem Pencahayaan bagi Kesehatan Mata


Oleh
Budi Imansyah S

Negara kita yang terletak di daerah khatulistiwa, di mana sinar matahari pada siang hari selama kurang lebih 12 jam dapat memberikan kebutuhan terhadap makhluk hidup. Sehubungan dengan itu, aktivitas kita dalam bekerja bersumber dari cahaya matahari dan pencahayaan buatan, yaitu listrik.
Cahaya buatan adalah cahaya yang berasal dari hasil karya manusia berupa lampu yang dapat menyinari ruangan sebagai pengganti jika sinar matahari tidak ada. Cahaya buatan yang tidak baik tentunya akan mengganggu aktivitas keseharian kita, misalnya ditempat kita bekerja. Bahkan, dengan cahaya buatan yang baik dan disaring dari “kesilauan” akan bisa mempertinggi aktivitas kita dalam bekerja jika dibandingkan jika beraktivitas pada cahaya siang alamiah.
Perkembangan cahaya buatan dimulai dari cahaya obor dari kayu cemara, lampu minyak tanah, lilin, lampu gas sampai pada lampu listrik. Setelah listrik diketemukan, mungkin lampu-lampu jenis lain ada yang sudah tidak dipergunakan lagi.
Efek pencahayaan ini bisa terjadi melalui tiga cara, yaitu; direct (langsung), dimana cahaya yang diterima langsung dari sumbernya, misalnya lampu meja untuk membaca; indirect (tak langsung), dimana bila cahaya yang diterima merupakan hasil pantulan dinding dan loteng, seperti halnya di ruang tamu; semi direct (genural diffusing), apabila cahaya itu datang dan dipancarkan kesegala jurusan, seperti halnya di kantor-kantor.
Dalam menggunakan cahaya buatan, haruslah memenuhi beberapa syarat agar tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan mata, yaitu;
Pertama, pencahayaan buatan tidak boleh menimbulkan pertambahan udara (di tempat kerja, misalnya) yang berlebihan. Jika hal ini terjadi, diusahakan supaya suhu tersebut turun, misalnya dengan mengusahakan pengaturan ventilasi, AC, dan fan;
Kedua, sumber haruslah bisa memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap, menyebar, merata, tidak berkedip-kedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayangan yang mengganggu.
Ketiga, pencahayaan haruslah cukup intensitasnya, sesuai dengan beban aktivitas (bekerja) yang dilakukan oleh seseorang yang sedang melakukan suatu pekerjaan.

Pengaruhnya bagi Mata
Sistem pencahayaan yang baik akan memungkinkan kita bisa beraktivitas atau pun bekerja dalam keseharian kita secara jelas, tepat tanpa upaya-upaya yang tidak perlu, pencahayaan mempunyai pengaruh terhadap kesehatan mata sendiri. Bahkan, lebih jauh lagi terhadap keselamatan kerja, dan produktivitas kerja.
Cahaya mempunyai sifat dapat membunuh kuman atau bakteri. Bahkan, cahaya matahari sering dimanfaatkan untuk mengobati penyakit rachitis. Tetapi sebaliknya terlalu banyak kena sinar matahari dapat pula mengakibatkan penyakit kanker pada kulit. Adapun, cahaya bisa membunuh kuman atau bakteri, misalnya kaca hijau; 45 menit, kaca merah 20–30 menit, kaca biru 10-20 menit, kaca putih (langsung) 5-10 menit.
Cahaya didalam ruangan mungkin bisa saja dikurangi intensitasnya, tetapi hal ini bisa mengurangi kelembaban dan suhu ruangan, serta dapat mengakibatkan berkembangbiaknya serangga dan tikus dalam ruangan. Selain itu, pencahayaan yang tidak baik akan menimbulkan terjadinya stres pada penglihatan. Stres pada penglihatan ini bisa menimbulkan dua tipe kelelahan, yaitu kelelahan mata dan kelelahan syaraf (visual and nenlous fatique). Kelelahan mata yang disebabkan oleh stres yang intensif pada fungsi tunggal (single function) dari mata.
Stres yang persisten pada otot akomodasi (ciliary muscle) dapat terjadi pada saat seseorang mengadakan inspeksi pada obyek-obyek yang berukuran kecil dan pada jarak yang dekat dalam waktu yang lama dan stres pada retina dapat terjadi bila terdapat “kontras” yang berlebihan dalam lapangan penglihatan (visual field) dan waktu pengamatannya cukup lama.
Kelelahan pada mata ini ditandai oleh adanya iritasi pada mata atau konjungtivitis (konjungtiva berwarna merah dapat mengeluarkan air mata), penglihatan ganda, sakit kepala, daya akomodasi dan konvergensi menurun, ketajaman penglihatan (visual acuity), kepekaan kontras (contras sensitivity) dan kecepatan persepsi (speed of perception).
Dengan demikian, pergunakanlah pencahayaan atau penerangan sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan mata kita. Sebab, jika cahaya berlebihan hal ini bisa menimbulkan kerusakan dan kelelahan pada mata kita. Bahkan, jika terlalu berlebihan cahaya pun bisa mengakibatkan kebutaan.

Penulis adalah sanitarian, pemerhati kesehatan lingkungan, tergabung dalam Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), Bandung.

Gula Permen Karet Menjaga Kesehatan Gigi

Gula Permen Karet Menjaga Kesehatan Gigi

JOGYAKARTA – Hingga kini kesadaran orang untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara serius masih sangat kurang. Padahal, tingkat kesehatan mulut dapat dijadikan indikator derajat kesehatan tubuh seseorang secara keseluruhan. Telah banyak hasil riset yang membuktikan bahwa adanya infeksi mulut berkaitan dengan penyakit jantung dan paru-paru, berat bayi lahir yang rendah, kelahiran prematur dan diabetes.
Ada empat faktor penyebab kerusakan gigi yaitu: makanan, terutama senyawa gula dan asam, bakteri mulut, kepekaan gigi dan lama kontak.
Bahan pangan berpati yang telah dimasak dan gula dapat secara mudah difermentasi oleh bakteri mulut menjadi senyawa asam. Sukrosa (gula tebu) sering disebut ‘penjahat’ penyebab gigi berlubang (cavity) merupakan gula yang mudah difermentasi hingga membentuk makromolekul yang lengket (sticky) yang membikin plak dapat melekat kuat pada gigi dan menghalangi air ludah (saliva) mencuci asam-asam yang ada.

Berikut ini disampaikan lima tip agar mulut kita lebih sehat.

1. Gosoklah gigi sampai bersih dengan sikat yang lembut. Menyikat gigi berarti membuang plak (timbunan bakteri) gigi dan sisa makanan sehingga dapat mencegah kerusakan gigi. Kebanyakan orang hanya menyikat gigi selama 45 detik, cobalah sampai dua menit agar gigi benar-benar bersih dan sebaiknya dilakukan sehabis makan.

2. Jangan lupa menyikat lidah. Di dalam rongga mulut selain gigi, juga terdapat organ penting lainnya yaitu lidah. Mulut mengandung berbagai bakteri dan beberapa jenis bakteri dapat tumbuh di lidah. Pada beberapa orang, tumbuhnya bakteri tersebut menyebabkan napas berbau tak sedap.

3. Kurangi mengkonsumsi panganan ringan. Pangan ini cukup tinggi kadar gulanya sehingga berpotensi sebagai makanan untuk pertumbuhan bakteri mulut. Dalam waktu sekitar 20 menit setelah makan panganan ringan, bakteri akan menghasilkan senyawa asam seperti asetat, format, dan laktat. yang menyerang email gigi. Ngemil berarti menambah waktu kontak senyawa asam dengan gigi sehingga memperburuk kesehatan gigi. Berkumur sehabis ngemil dapat membantu mengurangi sisa makanan dan mengencerkan zat asam di mulut.

4. Kurangi atau tinggalkan minuman bersoda. Gula di dalam minuman ringan bersoda dapat menjadi nutrisi untuk pertumbuhan bakteri di mulut, sebagaimana pada snack. Kalaupun komposisi minumannya tanpa gula, adanya asam sitrat dan fosfat hingga pH 2 ( sangat asam), dapat menggerus akar dan email gigi.

5. Mengunyah permen karet (gum) yang bahan pemanisnya xilitol. Xilitol (C5H12O5 ) merupakan kelompok gula alkohol yang dalam penelitian selama 25 tahun terakhir ini terbukti dapat mencegah karies/ kerusakan gigi. Untuk mengurangi paparan (expose) gula baik sukrosa maupun glukosa, khususnya dari produk gula-gula (permen), kini telah ditawarkan bahan pemanis alami pelindung gigi, yaitu xilitol. Xilitol tidak dapat dimetabolisme oleh bakteri perusak gigi, maka senyawa asam tak diproduksi sehingga pH permukaan gigi terpelihara berada di atas 5,7. (Wisnu Adi Yulianto)

Penulis mahasiswa S3 Ilmu Pangan UGM
Dosen Universitas Wangsa Manggala, Yogyakarta.

Remehkan Kesehatan Gigi Picu Diabetes

JANGAN sepelekan sakit gigi. Sebab jika dibiarkan, kerusakan gigi yang serius bisa memicu timbulnya penyakit lain. Diabetes hanya satu dari banyak penyakit yang bisa hadir akibat sakit gigi yang ditelantarkan.
Umum diketahui bahwa penderita diabetes rata-rata mempunyai gangguan kesehatan gigi. Hal itu diperkuat dengan studi penelitian di Amerika Serikat (AS) yang menyatakan penderita kerusakan gigi kronis bisa menjadi pengidap penyakit diabetes tipe 2. Ahli diabetes dan gigi di Inggris menyetujui hasil riset itu walau perlu penelitian lebih dalam lagi.
Pada kerusakan gigi yang parah, bakteri dapat masuk ke aliran darah dan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Sel sistem kekebalan tubuh yang rusak melepaskan sejenis protein yang disebut cytokines. Cytokines inilah penyebab kerusakan sel pankreas penghasil insulin, hormon yang memicu diabetes.
Penemuan peneliti AS ini diumumkan saat simposium National Institute of Dental and Craniofacial Research di Maryland. Dr. Anthony Iacopino, ahli gigi di Marquette University School of Density, Wisconsin mengatakan bahwa di dalam pankreas, sel yang bertanggung jawab sebagai penghasil insulin dirusak oleh kandungan cytokines yang tinggi. Jika ini terjadi sekali saja, maka seseorang berpeluang menderita diabetes tipe 2, walaupun orang itu sebelumnya dalam keadaan sehat.
Menurut Iacopino, tingginya kandungan kolesterol dari glukosa yang dibutuhkan tubuh merupakan faktor utama pemicu risiko diabetes bagi orang yang mengalami kerusakan gigi. Dan kolesterol rendah dapat menolong orang sehat untuk tidak terserang problem gangguan gigi yang mampu memicu diabetes.
Untuk itu, penderita diabetes sebaiknya mengikuti diet rendah kalori, rajin mengonsumsi obat pengatur hormon insulin dan menjaga kesehatan gigi. Dan alangkah baiknya jika orang sehat juga ikut menjaga kesehatan giginya agar tidak berisiko terkena diabetes.
Radang gusi adalah jenis penyakit gigi yang paling ringan, disebabkan oleh bakteri dalam plak. Penyakit ini masih bisa disembuhkan, tapi jika disepelekan tanpa perawatan lebih lanjut bisa berkembang menjadi penyakit gigi yang parah juga. Plak yang menempel pada rongga antara gusi dan gigi mampu menimpulkan infeksi dan menyebabkan kasus serius. Bahkan pada stadium tertentu, gigi harus dicabut.
Diabetes merupakan kondisi di mana tubuh tidak mampu meregulasi kandungan glukosa. Artinya, tekanan darah bisa menjadi sangat tinggi. Pengobatan dengan insulin bisa membantu tubuh mengontrol jumlah glukosa pada aliran darah.
Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi sangat sedikit sehingga tidak cukup jumlahnya untuk keperluan tubuh manusia. Biasanya hal ini sangat berpengaruh pada orang berusia di atas 40 tahun. Untuk mengatasinya dibutuhkan diet teratur dan mengonsumsi pil atau suntikan reguler.
Juru bicara British Dental Association (BDA) mengatakan bahwa segala yang terjadi pada tubuh manusia selalu bisa dihubungkan dengan penyakit gangguan gigi. Maka bukan tak mungkin bahwa diabetes hanya salah satu gangguan kesehatan yang ada hubungannya dengan penyakit gigi. Ia juga menyarankan agar setiap orang membiasakan menggosok gigi dua kali sehari dengan pasta gigi flouride serta mengunjungi dokter gigi secara reguler.
(berbagai sumber/mer)

Sasaran Pembinaan

Awal dimulainya kami membina anak-anak di sana yaitu pada 28 Desember tahun 2005 lalu. Kami mencari nama sebagai wadah kami dalam bergerak di sana, akhirnya kami menyepakati bahwa Pelita Hati dapat digunakan sebagai label wadah membina di sana. Sasaran kami dalam pembinaan ini adalah anak-anak para pemulung yang tinggal di sana. Ada sekitar 50 anak-anak dalam rentang usia 3-14 tahun yang kami bina. Meskipun jumlah anak-anak di sana cukup banyak, namun presensi mereka dalam pembinaan kami jarang sekali dalam jumlah lengkap. Hal ini disebabkan karena ada yang membantu orang tuanya, ada yang pulang ke kampungnya untuk beberapa waktu. Tantangan lainnya yaitu masih rendahnya kesadaran orang tua di sana terhadap pendidikan anaknya. Hal ini terlihat bahwa hanya beberapa orang tua saja yang memberikan dorongan kepada anaknya untuk belajar. Pembinaan yang kami lakukan mencakup pada aspek religius dan umum. Adapun materi yang kami berikan adalah pelajaran mengaji, menghafal surat-surat pendek dan doa sehari-hari, membaca, menulis, berhitung dan kadang-kadang kami berikan pelajaran Bahasa Inggris. Tempat yang kami gunakan untuk mengajar di sana adalah sebuah musholla yang bernama Musolla Nurul Hidayah.

Waktu yang kami gunakan untuk mengajar di Pelita Hati adalah hari Sabtu dan Minggu, mulai dari pukul 09.00 s/d 12.00. Hal ini berkaitan dengan waktu senggang para pengajar dan aktivitas anak-anak di sana yang biasanya membantu orang tuanya mencari barang-barang bekas. Kebetulan di tempat tinggal mereka juga ada relawan yang mengajar mata pelajaran umum, yaitu setiap hari Senin s/d Jumat dari pukul 09.00 s/d 12.00.

Banjir 2007

Sehubungan dengan adanya bencana banjir yang menimpa komunitas tempat kami mengajar pada Februari 2007 lalu sehingga mengakibatkan rusaknya sarana dan prasarana kami mengajar, pihak KKS (Kelompok Kerja Sosial) telah memberikan bantuannya dalam rangka melengkapi sarana belajar anak-anak di sana serta pakaian layak pakai untuk para korban banjir di Gunung Balong.

Datang pula bantuan berupa paket sandang dan pangan dari teman-teman OSIS SMA Negeri 97 Jakarta yang dimotori oleh pengurus ROHIS SMA 97 Jakarta.

Kami, segenap pengurus dan siswa Pelita Hati mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan materiil maupun nonmateriil yang telah diberikan oleh para donatur. Semoga amal ibadah kita diterima di sisi Allah SWT.

Susunan Pengurus

Hingga saat ini, ada sekitar tiga belas relawan yang mengajar di sana. Namun dari tiga belas orang tersebut, hanya lima orang yang bisa berkontribusi aktif. Hal ini dikarenakan kesibukan dari masing-masing personil. Background personil Pelita Hati terdiri dari orang sudah bekerja, mahasiswa, dan pelajar. Berikut ini adalah susunan pengurus Pelita Hati :

Pembina : Iwan Muhammad

Wiwin

Rooslin A.

Ketua : Fajri

Sekretaris Umum : Dita Ningtyas

Wandi Wahyudi

Bendahara : Eva Supriyanti

Mesyah Achreini

Sie. Humas : Winda Puji Utami

Fahruldin

Sie. Perlengkapan : Rani Melyani

Agung Nugroho

Sie. Koordinasi : Mahmud

Manfaat Teh Hitam dan Teh Hijau

Manfaat Teh Hitam dan Teh Hijau

Teh hitam adalah teh berwarna hitam kecoklat-coklatan, bercita rasa "kaya", yang dihasilkan lewat proses fermentasi. Adapun teh hijau ialah teh berwarna hijau yang dihasilkan melalui proses pengukusan cepat untuk menghambat terjadinya perubahan warna daun dan terjadinya fermentasi.

Adapun teh oolong adalah teh yang agak menyerupai teh hitam dan teh hijau, yakni teh yang setengah difermentasi atau fermentasi dihentikan sebelum proses berlangsung sempurna. Teh tersebut berwarna coklat kehijau-hijauan dengan cita rasa lebih "kaya" dari teh hijau tetapi lebih "lembut" dari teh hitam.

Teh memasok beberapa zat gizi mikro (terutama fluor dan vitamin K) dan fitokimia, khususnya polifenol flavonoid, senyawa antioksidan yang banyak dijumpai dalam tanaman obat. Teh mengandung beberapa polifenol flavonoid, yaitu flavanol dan flavonol. Jenis teh, macam dan kandungan polifenol flavonoidnya, dapat dilihat dalam tabel.

Teh juga mengandung asam-asam amino, terutama theanine. Riset memperlihatkan bahwa theanine dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dengan merangsang sel-sel T. Efek ini replicated dengan konsumsi teh yang lazim pada manusia (5-6 cangkir atau 1185-1422 ml per hari).

Walaupun terdapat bukti kuat bahwa teh melindungi dari kanker yang diinduksi secara kimia pada hewan percobaan, tetap belum jelas apakah minum teh menurunkan risiko kanker pada manusia.

Namun, sejumlah studi lain menunjukkan, konsumsi teh dapat meningkatkan kepadatan tulang, mengurangi risiko batu ginjal, mengurangi risiko kerusakan dan lubang-lubang pada gigi. Ekstrak teh hitam meningkatkan konsentrasi fluor di permukaan gigi dan menurunkan cariogenicity dari pola makan yang berkadar gula tinggi.

Kurangi penyakit jantung

Banyak penelitian epidemiologis yang sudah menguji hubungan antara minum teh dan risiko penyakit kardiovaskuler (penyakit-penyakit jantung dan pembuluh darah). Meta-analisis yang menggabungkan data dari 10 riset kohor prospektif dan tujuh studi kasus kontrol menyimpulkan, peningkatan dalam konsumsi teh tiga cangkir besar (710 ml) setiap hari berkaitan dengan penurunan 11 persen dalam risiko infark -- kematian jaringan karena gangguan perdarahan-- otot jantung.

Penelitian enam tahun yang dilakukan pada laki-laki dan perempuan Belanda mendapati bahwa orang-orang yang minum tiga cangkir teh sehari memiliki risiko infark otot jantung secara signifikan lebih rendah daripada yang tidak mengonsumsi.

Riset tujuh tahun yang dilakukan terhadap perempuan Amerika Serikat menemukan, risiko kejadian-kejadian penyakit pembuluh darah secara signifikan lebih rendah pada sejumlah kecil perempuan peminum teh hitam empat cangkir teh tiap hari. Secara keseluruhan, data mutakhir membuktikan bahwa konsumsi teh hitam tiga cangkir atau lebih per hari dapat mengurangi risiko infark otot jantung secara moderat.

Turunkan kepikunan

Studi terbaru dilaporkan Kuriyama dan sembilan koleganya dalam American Journal of Clinical Nutrition Februari 2006, memperlihatkan bahwa teh hijau dapat membantu mengurangi risiko demensia (kemunduran fungsi berpikir).

Penelitian itu dilakukan terhadap 1.003 orang Jepang berumur 70 tahun ke atas. Para peneliti menemukan, orang-orang yang minum teh hijau dua cangkir (200 ml) atau lebih setiap hari mengalami lebih sedikit kemunduran fungsi berpikir dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi teh hijau lebih sedikit.

Polifenol teh hijau, khususnya EGCG, mungkin menjelaskan hal tersebut. Riset sebelumnya mendapati teh dan polifenol teh (terutama polifenol teh hijau) dapat beraktivitas melindungi saraf, yang dapat membantu memperbaiki penyakit-penyakit kemunduran saraf, seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson. Selain berkhasiat antioksidan, EGCG mempunyai efek melindungi dan menyelamatkan saraf antara lain dengan meningkatkan aktivitas pertumbuhan neurite.

Sifat melindungi dari teh hijau di atas mungkin menjelaskan mengapa tak banyak orang-orang tua di Jepang yang menjadi pikun dibandingkan dengan orang-orang di Eropa dan Amerika Utara.

Cara Menyeduh Teh

Agar manfaat kesehatan teh dapat diperoleh secara optimal, di samping jumlah yang diminum, cara menyeduh teh perlu pula diperhatikan.

Kandungan flavonol, khususnya kuersetin, teh hitam yang diseduh dari bahan teh celup (dibuat dari daun-daun teh yang lebih kecil atau telah hancur) umumnya lebih tinggi daripada teh hitam yang diseduh dari teh serpihan (dibuat dari dedaunan teh yang lebar-lepas).

Studi Hertog dan kawan-kawan menunjukkan, teh hitam yang diseduh dari teh celup 4-5 gram mengandung kuersetin 17-25 mg/l, sedangkan teh hitam yang diseduh dari teh serpihan mengandung kuersetin lebih rendah (10-13 mg/l).

Kadar flavonoid dalam teh oolong biasanya lebih rendah (5-13 mg/l) daripada kandungan flavonoid teh hitam. Adapun jumlah flavonoid yang dijumpai pada seduhan teh hijau sebanding dengan kadar rata-rata flavonoid yang ditemukan dalam teh hitam.

Flavonoid yang dihasilkan teh hitam agak lebih tinggi bila waktu penyeduhan diperpanjang hingga 10 menit, tetapi tidak meningkat lagi sesudah 10 menit.

Waktu penyeduhan teh selama 20 menit, sebagaimana lazim dilakukan di beberapa negara seperti Inggris, tak mengakibatkan peningkatan penting dalam kandungan flavonoid yang dihasilkan. Teh yang diseduh dengan menuang 500 ml air mendidih pada 5 gram daun teh—dengan lama penyeduhan lima menit—mengandung flavonoid-gabungan 30-40 mg/l.

Kendati sarat manfaat kesehatan, konsumsi teh kental dan lebih banyak dari jumlah itu dapat sedikit menimbulkan masalah, terutama untuk orang yang konsumsi zat besinya rendah. Ini karena, tanin yang terkandung dalam teh dapat mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Zat besi berikatan dengan tanin membentuk ikatan kompleks yang tidak larut pada sistem pencernaan makanan. Akibatnya, zat besi tak dapat diserap oleh tubuh dan akan dikeluarkan via feses (tinja). Ini dapat menyebabkan timbulnya anemia karena kurang zat besi.

Bagi orang yang tak ada masalah dengan anemia gizi besi, minum teh jelas lebih banyak manfaatnya dibandingkan dengan mudaratnya. Penelitian modern yang dipaparkan di atas memperkuat pepatah kuno drinking tea each day will starve the doctor (minum teh setiap hari akan mengurangi kunjungan kita ke dokter)

Berguru pada Pedagang Abu

Berguru pada Pedagang Abu

Siang di bulan januari adalah sangat lain dengan siang di bulan yang lalu. Siang dibulan januari penuh dengan tetasam air hujan yang tercurah dari langit. Meskipun tidak terlalu deras air yang tercurah akan membuat jalan lengang dan khususnya warung- warung di tepi jalan sepi dari pembeli..

Demikian halnya warung yang aku tunggui, sebuah warung kaki lima yang semua bangkunya terlihat kosong. Padahal di warung itu terdapat lima meja panjang yang biasanya penuh dnegan suara bercanda dan obrolan pelangan setia yang mau makan siang. Memang hari itu sangat sepi. Warung di sebelahnya adalah warung nasi padang yang juga hanya beberapa orang saja makan di dalam kios. Deretan kaki lima yang hampir semuanya berjualan makanan tak berbeda jauh dengan warung yang aku tunggui.

Dari kaleng kuah terus membumbungkan aroma yang ingin mengajak orang yang mencium baunya untuk segera mengecap lezatnya. Di luar gerimis masih jatuh dari langit, air mengenang di jalan. Beberapa mobil melintas mencipratkan air genangan. Pemilik warung yang aku tunggui terus gelisah. Sampai jam satu belum ada orang membeli dagangannya.padahal kompor itu harus terus menyala, memanaskan kuah yang masih utuh berada di dalam keleng besar.

“Kalau keadaan begini terus kita bisa bangkrut”pemilik warung yang juaga majikankku mengeluh dengan halus. Posisi duduknya seakan tidak tenang menghadapai keadaan seperti ini. Aku yang berada di sampiangnya hanya tersenyum, memandang di jalanan yang sangat lenggang.
“Sekarang harga minyak tujah ribu, itupun langka, kalau ngak mau mencari, kompor ngak bisa menyala, kalau jualam keadaan seperti ini ya bangkrut”keluhnya.

Aku sendiri menyadari yang menjadii keluhan majikanku ini. Usaha yang dirintisnya dari semenjak lima tahun lalu ini adalah tumpuan keluarganya. Meskipun warung warisan ayahnya pada wkatu di pegang majikanku semakin maju dan keuntungannya sangat di harapakan oleh orang -orang di rumah untuk menutupi keperlauan. Dua adiknya kuliah cukup membuat ruang pikir sendiri mejikanku ini. Di tambah belakangan hari membumbungnya harga minyak tanah dan behan lain untuk berjualan akan ikut naik akan mengisi ruang pikir yang lain.

Dari kejauhan terlihat dua orang bersandingan dengan satu gerobak. Mereka terlihat riang, masih tersenyum dan kadang tertawa di tengah rentetan gerimis hujan. Keduanya semakin jelas melangkah ke warungku. Ya, aku tahu orang ini adalah pedagang abu yang menjadi langganan majikanku. Semakin mendekat dan menawariku abu, kebetulan memang semalam abu yang di pakai untuk mencuci perabotan habis.

“Dua ribu pak”teriakku.

Bapak itu kembali kegerobaknya. Anak muda yang bersamanya ikut mengisi kantong plastik dengan abu. Bapak itu berjalan mendekat ke arahku, menyerahkan kantong yang telah berisi penuh abu. Kuserahkan uang dan di ciumnya uang itu.

“Mau minum teh hangat dulu pak”tawarku.
“Nuwun. Lagi puasa”jawabnya dengan senyum di bibir..
“Kalau boleh tahu itu siapa Pak”
“Itu anak saya, pingin belajar jualan. Jualan gimana Bos?“
“Biasa pak. Ramai pak? Sahut majikanku.
“Allhamdulilah, baru di sini lakunya. Abu masih utuh bos”jawabnya.
Bapak itu masih menebar senyum. Pernah kutanyakan berapa uang yang di dapat kalau abu segerobak itu habis ia malah tersenyum.
“Berapapun habisnya itu rezeki saya tiap hari. ”jawabnya saat itu.

Bapak itu kembali kegerobaknya dan jalan lagi. Menawarkan abu untuk pedagang yang lain. Aku baru tersadar, kupandangi majikanku yang sedari tadi bengong. Gerobak yang masih penuh berisi abu itu melintas, dengan ucapan dan senyum yang masih di tawan pedagang abu berujar, “Kalau rezeki tak kan lari ke mana”lirih bapak itu dan sempat kudengar, mungkinkah juga majikanku mendengar?

Oleh Gendut Kirno Pujiyanto

Memperbarui Komitmen Dakwah

Memperbarui Komitmen Dakwah

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugerahi nikmat terbesar kepada kita, yaitu nikmat Islam. Shalawat dan salam kita curahkan untuk Nabi Muhammad SAW, sebagai dai bagi umat ini yang teguh dan kokoh dalam jalannya.

Sesungguhnya, menapaki jalan dakwah merupakan sebuah pilihan dari berbagai jalan yang terbentung dalam kehidupan kita. Komitmen yang dibangun sejak awal kerap berhadapan dengan realitas yang berlangsung di jalan yang sangat panjang ini. Realitas interaksi dengan sesama aktivis dakwah dan karakteristik jalan dakwah, serta interaksi dengan objek dan mush dakwah.

Tidak kita mungkiri bahwa interaksi-interaksi tersebut mengisap energi aktivis dakwah, bukan hanya energi fisik, melainkan juga energi ruhiyah. Jika hal ini tidak diantisipasi dengan kekuatan tarbiyah dzatiyah, maka aktivis dakwah dapat mengalami kejenuhan dan kehilangan makna dakwah dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Karena itu perlahan-lahan, komitmen yang diikrarkan mengalami degradasi lalu memudar. Penurunan ini tampak pada melemahnya komitmen menghadiri liqa pekanan, tidak lagi produktif dalam kegiatan dakwah, dan enggan menghadiri acara yang diadakan oleh jamaah. Ditengah-tengah kesibukan berdakwah dan menumpuknya pekerjaan, kadang-kadang para aktivis dakwah lupa akan hakikat komitmen mereka terhadap dakwah. Kelalaian ini bisa berbentuk seringnya meninggalkan kewajiban dakwah dan menzalimi diri dengan tidak menyucikannya, tidak mendidiknya, tidak memantaunya, serta tidak mengevaluasinya.

Terkadang juga sering menyia-nyiakan hak-hak saudara dan dakwahnya. Ia tidak mau mengeluarkan infak, dan hanya memberikan sisa-sisa waktu untuk dakwah, serta selalu terlambat menghadiri pertemuan-pertemuan rutin, kewajiban dan tugas dakwah dilaksanakan sekadarnya, sesuai dengan kemauan hawa nafsunya sendiri. Karena itulah, kita harus bertanya kepada diri kita “Bagaimana komitmen saya terhadap dakwah? Atau apakah cukup hanya dengan bergabung dalam sebuah jamaah? Atau, apakah cukup hanya dengan memberikan sebagian harga? Ataukah, kita harus ikut bergerak berputar bersama dakwah?”

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang harus dijawab oleh aktivis dakwah agar ia benar-benar mengetahui hakikat komitmennya terhadap dakwah. Bergabung dengan pergerakan dakwah menuntut pelakunya selalu meluruskan dan memperbaiki komitmennya dari waktu ke waktu hingga ia tidak merasa terbelenggu oleh hawa nafsunya dan agar selalu ingat bahwa ia terikat erat dengan prinsip-prinsip dan anggaran rumah tangga dalam jamaah dakwah. Terlebih dakwah yang kita yakini adalah dakwah islamiyah yang bersumber dari Allah SWT dan memiliki aturan-aturan yang dibuat oleh yang Maha Kuasa, karena itulah, dakwah merupakan amanah yang harus ditunaikan dan ditepati.

Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya hanya sedikit aktivis dakwah yang berjatuhan ditengah jalan dan dakwah akan mampu berjalan merealisasikan tujuan-tujuannya dengan langkah yang pasti. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya hati akan menjadi bersih, akan akan bersatu dan sedikit orang yang mengedepankan akal dan memaksakan pendapatnya. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya akan tersebar sikap toleransi, saling mencintai,saling menguatkan dan barisan akan menjadi kuat ibarat bangunan yang kokoh, sebagian menguatkan sebagian yang lain. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya para aktivis dakwah akan memiliki sikap yang sama dimanapun posisinya, baik di depan maupun di belakang, menjadi pemimpin yang ditaati atau menjadi prajurit yang tersembunyi di belakang.

Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya aktivis akan berlapang dada dalam menyikapi kekeliruan saudaranya, tidak ada dengki dan permusuhan. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya akan tersebut sikap saling memaafkan, tidak ada dengki dan dendam, selalu terbuka dan berlapang dada. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya tidak ada kemalasan dalam menunaikan kewajiban dakwah. Bahkan para aktivis akan selalu berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan dan menggapai derajat yang tinggi.

Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya akan ada perhatian pada waktu. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia bagi aktivis dakwah, karena ia selalu berada dalam keadaan bermunajat kepada Rabbnya atau menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Atau ia sedang mendidik anak dan istrinya di rumah, atau sedang mengisi pengajian dan memberi peringatan kepada orang lain di masjid. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya akan ada perlombaan untuk menunaikan kewajiban membayar infaq dakwah dan tidak akan ditemui keraguan untuk itu. Semboyannya adalah “Apa yang ada ditangan kalian akan musnah, dan apa yang ada disisi Allah SWT akan kekal”.

Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya akan ada sikap selalu mendengar dan taat. Tidak ada keraguan apalagi berbangga diri dan memaksakan pendapat pribadi. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya akan ada pengorbanan yang besar untuk dakwah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan pengorbanan untuk pribadi dan hawa nafsu. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya akan ada kepercayaan dari prajurit terhadap pemimpinnya. Merekapun akan siap melaksanakan instruksi-instruksi yang diberikan pemimpin mereka.

Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya akan menangislah orang-orang yang tidak bisa melakukan kewajiban secara optimal. Dan akan bersemangatlah orang-orang yang telah bersungguh-sungguh untuk meraih pahala yang lebih banyak lagi.

Bagaimana kalau kita bertanya kepada diri kita “Bagaimana komitmen saya terhadap dakwah?” Tentunya, jawaban yang muncul ada dua, pertama, sebagian telah mengetahui hakikat komitmen mereka terhadap dakwah, telah berjalan di atas jalan yang penuh dengan petunjuk dan cahaya dan telah memiliki tujuan serta sasaran yang jelas hingga dapat berjalan dengan langkah yang nyata. Kedua sebagian yang lain belum mengetahui hakikat komitmen mereka terhadap dakwah. Mereka menyimpang dari jalan yang seharusnya dilalui. Mereka berjalan santai dan menyerah kepada realitas kehidupan. Mereka terpengaruh oleh orang sekitarnya dan tidak mampu mempengaruhinya. Oleh karena itu, keberadaan mereka semakin jauh dari realitas dakwah dan perilaku mereka semakin menyimpang dari arah kebijakan dakwah. Artinya, mereka lupa akan komitmen mereka terhadap dakwah. Atau dengan kata lain, mereka tidak menemukan jawaban-jawaban dari pertanyaan berikut dalam diri mereka.

- Mengapa anda percaya kepada dakwah?

- Apa peran anda di dalamnya?

- Bagaimana komitmen anda terhadap dakwah?

Ketika para aktivis dakwah melihat perjalanan semakin panjang, terkadang semangat mereka melemah, kekuatan mereka menurun, dan cita-cita mereka merendah lambat laun, kewajiban-kewajiban dakwah dilupakan sehingga komitmennya terhadap dakwah semakin redup. Inilah yang menjadi harapan musuh-musuh dakwah. Mereka selalu menanamkan sikap putus asa dalam barisan para mujahidin dan membuat para aktivis seakan-akan memahat di atas air, sehingga para aktivis berjatuhan satu per satu atau minimal peran mereka semakin berkurang.

Ketika kita kembali kepada Muassis (pendiri) dakwah ini kita akan mendapatkan dalam kumpulan risalahnya (risalah pergerakan) sentuhan yang akan membangkitkan semangat baru meninggikan cita-cita dan memperkuat tekad serta memperbaruhi kembali komitmen kita terhadap dakwah.

Semoga Allah SWT mengaruniakan kebenaran kepada kita, membuat kita mencintai keimanan dan menghiaskannya dalam hati kita. Juga membuat kita membenci kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan serta menjadikan kita orang-orang yang mengerti. Aamiin.

Muhammad Abduh

“Pengarang buku Memperbarui Komitmen Dakwah”

Latar Belakang Pelita Hati

Latar Belakang Pelita Hati


Berawal dari informasi yang berasal dari Yayasan Panggilan Illahi (YPI) berupa film dokumenter, bahwa di daerah Lebak Bulus, jalan Bona Indah, Lebak Bulus III, Gunung Balong-Jakarta Selatan, ada sebuah komunitas masyarakat pemulung yang membutuhkan uluran tangan sukarelawan yang bersedia memberikan kontribusi sebagai SDM untuk mengajar anak-anak pemulung di daerah tersebut. Setelah penayangan film dokumenter tersebut, salah seorang siswa asuh YPI, Wandi Wahyudi, mengajukan diri sebagai sukarelawan yang akan mengajar di Gunung Balong. Beberapa hari kemudian, setelah shalat Jumat di Masjid Bank Mandiri, Wandi Wahyudi dipertemukan dengan dua orang karyawan Bank Mandiri yang sudah beberapa kali mengajar dan bertemu dengan kepala lapak ( sebutan untuk teritorial tempat tinggal para pemulung tersebut) di Gunung Balong, mereka adalah Iwan Muhammad dan Wiwin. Hingga pada akhirnya ada empat orang yang bersedia menjadi relawan pengajar di sana yaitu Iwan Muhammad, Wiwin, Wandi, dan Lulu. Respon dari kepala lapak di sana, Pak Marta, pun sangat baik. Mereka sangat bahagia dengan adanya relawan yang bersedia membina anak-anak mereka di sana. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa mayoritas anak-anak di sana tidak atau putus sekolah.

;;